Kamis, 25 Juli 2013

TABARRUKAN ILAA : KH. AHMAD ARUQAT

0 komentar


TABARRUKAN
KH AHMAD ARUQOT
KH Ahmad Aruqot lahir di desa Kedung-Cangkring sekitar tahun 1885. Ayahnya Kyai Asfiya’ adalah perintis berdirinya Majlis Ta’lim di desa itu pada tahun 1889. Majlis Ta’lim inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Roudlatul Muallimin-Muallimat di desa itu, yang tetap lestari hingga sekarang, dengan santri kurang-lebih 300 orang putra dan putri. Masyarakat Kedungcangkring dan sekitarnya mengenang dan menulis kisah perjalanan hidup Kyai Aruqot dengan catatan tinta emas. Kyai Aruqot adalah seorang kyai yang sangat berwibawa. Bukan hanya karena beliau seorang singa podium atau memiliki ilmu kanuragan tingkat tinggi, akan tetapi lebih dari itu, karena beliau adalah seorang ulama’ yang alim, mukhlish, tekun, teguh pendirian, dan selalu sejalan antara ucapan dan perbuatannya.
Disamping itu Kyai Aruqot juga dikenal sebagai seorang abid yang zahid. Menurut salah seorang cucunya, selain rutin menjaga shalat berjama’ah lima waktu, puasa senin dan kamis, muthalaah kitab kuning, beliau juga membatasi tidurnya. Beliau biasa tidur pukul 21.00 dan bangun kembali pada pukul 23.00. Kemudian, Kyai yang sorot matanya teduh itu, setelah minum segelas kopi, makan kue dan merokok, beliau pun menjalankan ibadaj shalat malam dan membaca wirid hingga subuh menjelang. Usai shalat subuh, beliau menggarap sawah miliknya hungga pukul 07.00. Baru setelah itu beliau pulang untuk mengajar (mengaji) untuk para santrinya.
Dan ketika padi yang beliau tanam telah panen, padi-padi itu tidak langsung masuk lumbung, akan tetapi ketika padi itu sudah terkumpul didepan pintu lumbung, Kyai Aruqot mengumpulkan para tetangga yang berhak menerima zakat terlebuh dahulu. Setelah itu semuanya diberi padi sebagai zakatnya. Dan selanjutnya, setelah zakat diberikan seluruhnya. Barulah padi-padi itu dimasukkan ke dalam lumbung padi keluarga.
Berkat konsistensi ucapan, perbuatan dan keteladanan beiau, Kyai Aruqot mendapatkan anugrah kewibawaan yang luar biasa. Sekedar contoh, ketika ia sedang berjalan menuju masjid, dapat dipastikan setiap orang yang sedang lewat akan berhenti dan turun dari kendaraan yang tungganginya, lalu menundukkan kepala untuk memberi hormat. Pun demukian ketika mereka mendapati Kyai Aruqot sedang muthala’ah akan turun dan menuntun sepedanya untuk menghormati. Padahal jarak rumah dan jalan raya sekitar 100 meter.

Perjalanan pendidikan Kyai Aruqot
Perjalan pendidikan Kyai Aruqot (yang nama kecilnya adalah Muhyiddin) bermula dari pendidikan asuhan Ayahanda beliau sendiri, Kyai Asfiya’. Kemudian berlanjut ke pesantren Termas Pacitan dibawah asuhan KH Dimyathi. Pondok pesantren tua yang didirikan tahun 1830 itu kala itu sangat terkenal dan masyhur, karena pada saat itu saudaranya, KH Mahfudz At Turmusi, menjadi ulama’ besar di saudi Arabia. Tidak heran banyak kyai besar belajar (tholabul ilmi) disana.
Setelah dari termas, Kyai Aruqot melanjutkan pengembaraan ilmunya ke Syaikhona Kholil Al Bangkalani. Sama dengan termas, pondok pesantren Syaikhona Kholil kala itu juga sangat terkenal. Banyak kyai besar belajar disana. Salah satu teman senior Kyai Aruqot semasa di Pesantren Syaikhona Kholil adalah Kyai Hasyim Asy’ary, pendiri jam’iyyah Nahdlatul Ulama’ dan pendiri Pondok Pesantren Terbuireng Jombang.
Sepulang dari termas dan Bangkalan itulah Kyai Aruqot mulai aktif mengajar di tempat pengajian ayahnya yang kala itu sudah berbentuk namun belum mempunyai nama. Sepeninggal Kyai Asfiya’, pesantren diasuh oleh Kyai Aruqot. Dan pada selanjutnya, pesantren terus mengalami perkembangan pesat. Meski pondok dan mushallla hanya terbuat dari bambu, mnamun para santri terus berdatangan dari Tulungagung, Lamongan, Gresik, Blitar, dll.

Kyai Aruqot Berpulang Ke Rahmatullah
Pada saat menjelang wafat beliau, pada malam jum’at 21 Rajab 1389 / 3 Oktober 1969, Kyai Aruqot mengumpulkan seluruh anak cucunya. Ketika semua sudah berkumpul, kemudian semuanya membaca surat yasin dan tahlil. Setelah itu beliau dawuh : “saya baru saja kedatangan tamu yang memakai jubah putih dan baunya harum. Tamu itu mengatakan, nanti pukul dua malam akan datang lagi”. Begitulah kalimat terahir yang diucapkan Kyai Aruqot. Apa arti kalimat itu ? Ternyata tepat pukul dua malam, Kyai Aruqot menghadap Ilahi. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Sebelumnya, pada saat menjelang sakaratul maut, tiba-tiba saja K Hamim Djazuli (Gus Miek) datang. Tidak ada yang tahu siapa yang menghabari Gus Miek, sampai beliau datangmenemui Kyai Aruqot. Tapi tidak lama kemudian Gus Miek pergi lagi entah kemana. Kemudian baru pukul 08.00 esok paginya, sebelum jenazah Kyai Aruqot dimakamkan, Gus Miek datang lagi, diaturi memberikan sambutan pelepasan jenazah. Jenazah Kyai Aruqot dimakamkan di pemakaman Islam Kedung Cangkring (yang berjarak 300 meter dari kediaman Kyai Aruqot). Ribuan orang berduka mengiringi kepergian Kyai yang sangat disegani itu.

Sumber : Majalah Aula edisi Juni 2013

Safinatun Naja (Fardlu Tayammum)

0 komentar


(Fashol)
Fardlu Tayammum
1.      Mengambil debu
2.      Niat (diterangkan dalam Fashol tentang niat)
3.      Mengusap wajah
4.      Mengusap kedua tangan hingga pergelangan
5.      Berurutan antara mengusap wajah dan tangan
(Fashol)
Hal-hal yang membatalkan tayammum
1.      Segala hal yang membatalkan wudlu
2.      Murtad
3.      Menemukan air (bagi yang ber-tayammum karena tidak ada air)
(Fashol)
Hal-hal yang najis berubah menjadi suci
1.      Khamr (arak), jika berubah menjadi cuka dengan sendirinya
2.      Kulit bangkai jika telah disamak
3.      Makhluk yang keluar dari hewan najis (seperti ulat yang keluar dari bangkai)
(Fashol)
Macam-macam najis
1.      Najis Mugholladzoh (berat), yaitu najis yang berasal dari anjing dan babi serta perananakan keduanya.
2.      Najis Mukhoffafah (ringan) , yaitu najis yang berasal dari kencing anak laki-laki yang belum diberi makan kecuali ASI, dan berumur kurang dari 2 tahun
3.      Najis Mutawassitoh (sedang), yaitu semua najis selain keduanya
(Fashol)
Cara mensucikan najis
1.      Najis Mugholladzoh yaitu menghilangkan najisnya, lalu membasuh dengan air sebanyak 7 kali dan salah satu diantara 7 basuhan tersebut dicampur dengan debu.
2.      Najis Mukhoffafah adalah dengan memercikkan air dengan keras diatasnya dan menghilangkan bentuk najisnya.
3.      Najis mutawassitoh dibagi menjadi dua, yaitu :
a.       Najis 'Ainiyyah, adalah Najis yang nampak warna, bau dan bentuknya. cara mensucikannya, yaitu, harus menghilangkan ketiga sifat (tersebut).
b.      Najis Hukmiyyah, adalah Najis yang tidak nampak warna, bau dan bentuknya. Cara mensucikannya, yaitu dengan mengalirkan air pada najis tersebut.
(Fashol)
Haid
1.      Masa menstruasi (haid) itu minimal sehari semalam. Sedangkan pada umumnya adalah enam atau tujuh hari dan maksimalnya 15 hari 15 malam.
2.      Masa suci antara 2 (periode) haid adalah 15 hari. Sedangkan pada umumnya adalah 24 hari atau 23 hari, dan masa suci (antara 2 periode haid) tidak terbatas lamanya.
3.      Masa Minimal Nifas adalah (keluar) sesaat. Sedangkan pada umumnya 40 hari dan maksimal 60 hari.
(Fashol)
Udzur (meninggalkan) Shalat
1.      Teridur
2.      Lupa
(Fashol)
Syarat-syarat Shalat
1.      Suci dari Hadats, yakni Hadats Kecil dan Besar
2.      Suci dari Najis, pada pakaian, badan, dan tempat
3.      Menutup Aurat
4.      Menghadap Qiblat
5.      Telah masuk waktu (shalat)
6.      Mengetahui kewajiban shalat
7.      Bisa membedakan antara Fardlu dan Sunnah (dalam shalat)
8.      Menjauhi hal-hal yang membatalkan shalat

Macam-macam Hadats
1.      Hadast Kecil, yaitu hadats yang mewajibkan wudlu
2.      Hadast Besar, yaitu hadats yang mewajibkan mandi

Tentang Aurat
1.      Aurat laki-laki, (yaitu antara lutut dan pusar)
2.      Aurat budak perempuan dalam shalat, (yakni antara pusar dan lutut)
3.      Aurat perempuan merdeka dalam shalat, yakni seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan
4.      Aurat perempuan merdeka dan budak perempuan di depan laki-laki lain (bukan muhrim) adalah seluruh tubuhnya. Sedangkan di depan muhrimnya (perempuan merdeka dan budak perempuan) adalah antara lutut dan pusar.
(Fashol)
Rukun  Shalat
1.      Niat
2.      Takbiratul Ihram
3.      Berdiri di dalam shalat Fardlu, bagi yang mampu
4.      Membaca surat Al-Fatihah
5.      Ruku’
6.      Thuma’ninah di dalam Ruku’
7.      I’tidal (bangun dari Ruku’)
8.      Thuma’ninah di dalam I’tidal
9.      Sujud 2 kali
10.  Thuma’ninah di dalam Sujud
11.  Duduk di antara dua sujud
12.  Thuma’ninah di dalam duduk antara dua sujud
13.  Tasyahud akhir
14.  Duduk di dalam tasyahud akhir
15.  Membaca Shalawat atas Nabi Muhammad SAW
16.  Mengucapkan Salam
17.  Tertib/Berurutan

 

Ka'bah Night | powered by Blogger | created from Minima retouched by ics - id