Rabu, 18 September 2013

al-Mawa'idul Ushfuriyah (Hadits Ketiga : Mempersiapkan Diri Untuk Menghadap Sang Pencipta (Allah SWT) )

0 komentar


(Hadits ketiga)
Mempersiapkan Diri Untuk Menghadap Sang Pencipta (Allah SWT)
Dari Anas bin Malik r.a berkata; Rasulullah SAW bersabda : sesungguhnya Allah SWT selalu melihat wajah orang yang sudah tua, di waktu pagi dan sore, seraya berfirman, wahai hambaku usiamu telah lanjut, kulitmu telah menipis, tulangmu (semakin) mengecil, ajalmu telah dekat, dan telah dekat kedatanganmu kepadaku, maka malulah kamu, karena aku malu (melihat) ubanmu, apabila aku menyiksamu di neraka. Diceritakan, pada suatu hari sayyidina Ali r.a. hendak pergi menuju masjid untuk melaksanakan shalat jama’ah subuh dengan cepat, kemudian diperjalanan ia bertemu dengan orang yang sudah tua sedang berjalan didepannya dengan pelan-pelan, ia (sayyidina Ali r.a) tidak mendahului karena memulyakan dan mengagungkannya (karena dia sudah tua) hingga hampir terbit matahari, setelah dia dekat di pintu masjid (ternyata) ia tidak masuk masjid, (barulah) sayyidina Ali ra. Mengetahui bahwa ia adalah orang Nasrani, kemudian Sayyidina Ali ra. Masuk masjid, mendapati Rasulullah SAW dalam (keadaan masih) ruku’, beliau (Rasulullah SAW) memanjangkan ruku’, kira-kira ukuran dua ruku’ hingga Sayyidina Ali ra mendapati ruku’. Ketika Rasulullah SAW telah selesai shalat, shahabat bertanya ; mengapa engkau memanjangkan (ruku’ dalam waktu lama) ruku’ di dalam shalat, yang belum pernah engkau lakukan seperti (sekarang) ini ?, beliau menjawab, ketika aku melakukan ruku’ , dan membaca Subhana Rabbiyal ‘Adzimi sebagaimana wiridku, dan aku hendak mengangkat kepalaku, lalu malaikat Jibril as datang, dan meletakkan sayapnya diatas punggungku, dan memegangku dalam waktu lama, ketika ia mengangkat sayapnya, maka aku mengangkat kepalaku, shahabat bertanya ; mengapa ia (malaikat Jibril as) melakukan demikian ?, Nabi SAW menjawab, aku tidak menanyakan hal itu, lalu malaikat Jibril as datang, dan berkata; wahai Muhammad !, sesungguhnya Ali ra tergesa-gesa untuk melaksanakan shalat jama’ah, lalu di jalan ia bertemu orang Nasrani yang sudah tua, sedangkan ia tidak mengetahui (kalau) dia orang Nasrani, dan ia (sayyidina Ali ra) memulyakan karena umurnya sudah tua, lebih dahulu (hidupnya), dan menjaga hak-haknya, kemudian Allah SWT memerintahkan kepadaku untuk menahan engkau dalam ruku’ hingga ia mendapati shalat subuh. Ini bukanlah sesuatu yang mengherankan !, hal yang lebih mengherankan, yaitu Allah SWT memerintahkan Malaikat Mikail as untuk menahan matahari agar tidak terbit dalam waktu lama, karena (menunggu) sayyidina Ali ra dan Rasulullah SAW bersabda : ini merupakan derajat sebab menghormati orang lemah yang sudah tua, sekalipun ia orang Nasrani. (Hikayat lain) ketika Guru Syaikh Abu Mansur Al-Maturidy ra hampir wafat (berumur 80 th), ia (Guru Syaikh Abu Mansur Al-Maturidy) jatuh sakit, kemudian ia memerintahkan kepada syaikh Abu Mansur agar mencari budak yang berumur 80 th dan (agar) membelinya, lalu dimerdekakan. Ia mencarikan budak (tersebut) tapi tidak menemukannya, orang-orang berkomentar ; bagaimana kamu menemukan budak berumur 80 th ?, orang berumur 80 th itu tetap budak dan tidak akan merdeka. Kemudian Syaikh Abu Mansur kembali kepada Guru beliau dan menceritakan tentang komentarnya orang-orang (tersebut), ketika Guru beliau mendengar ucapan ini, ia bersujud dan bermunajat kepada Allah SWT , seraya berkata : Wahai Tuhanku!, sesungguhnya para makhluk tidak akan menghargai ketika seorang budak telah berumur 80 th, ia akan tetap menjadi budak, bahkan (akan) merdeka (dengan sendirinya), sedangkan saya sudah berumur 80 th, maka apakah engkau tidak membebaskan aku dari api neraka, engkau adalah Dzat yang Maha mulia, dermawan, Maha Agung, Maha pengampun, Maha Syukur (Dzat yang Maha Berterimakasih kepada hambanya yang beribadah  semata-mata untuk-Nya). kemudian Allah SWT membebaskannya sebab (ia) bermunajat dengan baik.
 

Ka'bah Night | powered by Blogger | created from Minima retouched by ics - id