Selasa, 31 Desember 2013

al-Mawa'idul 'Usfuriyyah kelima

0 komentar
(Hadits Kelima)
Dari Abu Dzarrin al-Ghiffari ra. ia berkata ; aku katakan kepada Nabi SAW, Wahai Rasulullah !, ajarilah kami amalan yang mendekatkan aku ke surga, dan menjauhkan dari neraka. (Nabi SAW) bersabda ; jika kamu (terlanjur) melakukan kesalahan, maka ikutilah dengan perbuatan baik. Ia (Abu Dzarrin ra) berkata ; aku katakan, apakan ucapan kalimah Laa Ilaa Ha illallah termasuk kebaikan, (Nabi menjawab) ya, (bacaan itu) adalah kebaikan yang paling baik.
(Hikayat) terkait dengan Hadits ini, Ada seorang laki-laki melaksanakan wukuf di 'Arafah dan ditangannya terdapat 7 batu, seraya mengucapkan " saksikanlah disisi Tuhan kami, bahwa, saya bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah. kemudian ia tidur dan bermimpi seakan-akan Kiamat sudah terjadi, dan ia dihisab (diputuskan) masuk Neraka, lalu malaikat memegangnya, setelah malaikat pergi dengan laki-laki (itu) menuju ke pintu Neraka, tiba-tiba ia bertemu dengan batu tersebut (7 batu), lalu malaikat adzab (yang akan menyiksa) berkumpul untuk mengangkat batu tersebut (dan) tidak mampu mengangkatnya, kamudian laki-laki tersebut digiring kepintu neraka lainnya, tiba-tiba ada batu lain (dari 7 batu), lalu malaikat tidak mampu mengangkatnya, hingga ia digiring ke tujuh pintu neraka, dan pada setiap pintu terdapat tujuh batu tersebut, kemudian ia digiring ke bawah arasy, malaikat berkata : " Wahai tuhanku, engkau mengatahui urusan hambamu, dan kami tidak menemukan jalan menuju neraka " lalu Tuhan berfirman " hambaku !, engkau bersaksi (meminta disaksikan) batu kemudian ia tidak menyia-nyiakan (menyaksikan), maka bagaimana aku menyia-nyiakan, aku adalah hakmu, dan aku menyaksikan dengan persaksianmu " masukkanlah ia ke surga. ketika ia sudah dekat dengan pintu surga, tiba-tiba pintu surga terkuci, lalu datang saksi (kalimah "Laa ilaaha illallah") kemudian pintu (surga) terbuka semua, dan laki-laki itu masuk surga.
Imam Zahid Sayyid Mufti rahmatullah alaihi dari ayahnya Mufti rahmatullah alaihi menceritakan : " (suatu ketika) Nabi Musa as bermunajat kepada Allah " Wahai Tuhanku engkau menciptakan makhluk dengan nikmat dan rizki engkau, kemudian di hari kiamat engkau menjadikan mereka masuk neraka, lalu Allah memberi wahyu kepada Nabi Musa as, Wahai Musa berdirilah lalu menanamlah, kemudian Nabi Musa menanam, menyiram, dan merawatnya hingga panen, dan ia menginjak (padi itu), Allah berfirman, Apa yang engkau lakukan dengan tanamanmu, Wahai Musa, (Nabi Musa menjawab) kami mengangkatnya, Allah berfirman : apakah ada sesuatu yang tertinggal ?, Wahai Tuhanku !, kami tidak meninggalkan apapun kecuali sesuatu yang tidak ada kebaikannya (biji yang tidak berisi), Allah berfirman : Wahai Musa sesungguhnya aku memasukkan neraka (kepada hambaku) yang tidak ada kebaikannya, Musa bertanya : siapakah itu ?, yaitu orang yang sombong, tidak mau mengucapkan " Laa ilaa ha illallah Muhammadur Rasulullah"

Rabu, 11 Desember 2013

Al-Mawa'idlul 'Usfuriyyah Hadits Ke-IV

0 komentar
(Hadits yang Keempat )
Dari Ibrahim' dari 'Alqamah, dari Abdullah bin Mas'ud ra. ia berkata ; Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa yang belajar satu bab (tentang) ilmu, yang ia manfa'atkan dalam (urusan) akhirat dan dunianya, maka Allah SWT akan memberikan kebaikan kepadanya dari umur dunia (bagaikan hidup) 7000 tahun, puasa pada siang hari dan beribadah di malam hari, (amalnya) diterima, tidak ditolak.
dari Ibrahim dari 'Alqamah ra. ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : membaca Al-Qur'an adalah amalnya orang yang diberi kecukupan, shalat adalah amalnya orang yang lemah, puasa adalah amalnya orang fakir, (membaca) tasbih adalah amalnya perempuan, shadaqah adalah amalnya orang dermawan, dan berfikir adalah amalnya orang lemah, Ingatlah !, akan aku tunjukkan kapadamu amalnya " al-Abthol" , Rasulullah SAW ditanya, Wahai Rasulullah, Apa (yang dimaksud) amalnya " Abthol " ?, Rasulullah SAW menjawab : mencari ilmu, karena ia adalah cahayanya orang-orang mukmin di dunia dan akhirat.
Nabi SAW bersabda : " Saya kotanya ilmu' dan Ali adalah Pintunya ". ketika orang-orang Khawarij mendengar hadts ini, mereka hasud kepada Ali ra. dan 10 orang pembesar (di antara) mereka berkumpul, (seraya) berkata : kami akan (mengajukan) satu pertanyaan kepadanya, dan kami akan melihat, bagaimana ia akan menjawab pertanyaan kami, jika ia menjawab satu pertanyaan dengan jawaban yang berbeda, maka ia (memang) alim seperti yang dikatakan Nabi SAW. lalu salah satu di antara mereka datang, dan bertanya : Wahai Ali !, lebih utama mana antara ilmu dan harta?, ia menjawab : lebih utama ilmu. apa dasarnya ?, ilmu adalah pewaris para Nabi, sedangkan harta adalah pewaris Qarun, Syaddad, fir'un dan lainnya. dengan jawaban ini, lalu ia pergi. lalu datang (penanya) lainya, ia bertanya seperti pertanyaan yang pertama, kemudian Ali ra. menjawab, ilmu lebih utama daripada harta, (penanya) apa dasarnya?, (Ali ra) menjawab, ilmu akan menjagamu sedangkan harta, kamu yang menjaganya. dengan jawaban ini, lalu ia pergi. (selanjutnya) datang salah satu dari mereka (khawarij), lalu bertanya, sebagaimana penanya yang pertama dan kedua, lalu Ali ra. menjawab ; ilmu lebih utama daripada harta, (penanya) berkata; apa dasarnya ?, (Ali ra) menjawab, orang yang punya harta banyak musuh, sedangkan orang yang punya ilmu banyak teman. dengan jawaban ini ia (penanya) pergi. Datang (penanya) lain, ia berkata : ilmu lebih utama atau harta?, Ali ra menjawab, lebih utama ilmu. ia (penanya) berkata; apa dasarnya ?, Ali ra. menjawab, apabila kamu mentasharrufkan harta, maka akan berkurang, (tapi) apabila kamu mentasharrufkan ilmu, maka akan bertambah. dengan jawaban ini, kemudian ia pergi. datang penanya lain, lalu ia bertanya sebagaimana mereka (sebelumnya) bertanya, ilmu lebih utama atau harta ?, Ali ra menjawab, Ilmu lebih utama. (penanya) apa dasarnya ?, Ali ra menjawab, orang yang punya harta akan dipanggil dengan bakhil (Si Kikir), sedangkan orang yang punya ilmu akan dipanggil Agung dan mulia. dengan jawaban ini, lalu ia pergi. datang penanya lain, ia bertanya tentang hal tersebut, lalu Ali ra menjawab, ilmu lebih utama daripada harta. penanya berkata; apa dasarnya ?, harta selalu dijaga dari pencuri, sedangkan ilmu tidak dijaga dari pencuri. dengan jawaban ini ia pergi. datang penanya lain, ia bertanya tentang hal tersebut, Ali ra menjawab, ilmu lebih utama daripada harta. ia (penanya) berkata ; apa dasarnya ?, Ali menjawab, orang yang punya harta akan dihisab pada hari kiamat, sedangkan orang yang punya ilmu akan memberi syafa'at pada hari kiamat. dengan jawaban ini, ia pergi. datang (penanya) lain, ia bertanya, ilmu yang yang lebih utama atau harta?, Ali ra menjawab, ilmu lebih utama. apa dasarnya ?, harta akan rusak sebab lama diam, dan berlangsungnya masa, sedangkan ilmu tidak akan rusak. dengan jawaban ini, ia pergi. penanya lain datang, ia berkata ; ilmu lebih utama atau harta?, Ali ra menjawab ; ilmu  lebih utama. apa dasarnya ?, harta menjadikan hati keras, sedangkan ilmu dapat menerangi hati, dengan jawaban itu, lalu ia pergi. penanya lain datang, ia bertanya tentang hal tersebut, ilmu lebih utama atau harta?, Ali ra menjawab ; ilmu lebih utama daripada harta. apa dasarnya?, Ali ra menjawab : orang yang punya harta ( cenderung mempunyai) sifat rububiyyah (ketuhanan), sedangkan orang yang punya ilmu (cenderung) mempuyai sifat 'ubudiyyah (kehambaan). andaikan mereka bertanya kepadaku tentang hal ini, maka akan aku jawab dengan jawaban yang berbeda, selagi aku masih hidup, kemudian mereka (khawarij) datang dan masuk Islam.
 

Ka'bah Night | powered by Blogger | created from Minima retouched by ics - id