Selasa, 23 Juli 2013

POTRET GURU TERCINTA SHOHIBUL IJAZAH DALAA ILUL KHAIRAAT : AL-MAGHFURLAH Prof DR. K.H Sjechul Hadi Permono, SH. MA

0 komentar


Prof DR. K.H Sjechul Hadi Permono, SH. MA
Al-Maghfurlah
Alumni Ponpes dan Madrasah Salafiyah
Pendiri Yayasan Jam’iyah
Istighotsah Kubro Pemberdayaan Perempuan Sunan Demak
Prof. Sjechul Hadi Permono lahir di Demak, 11 Januari 1941. Beliau Pendiri yayasan Jam’iyah Istighotsah Kubro Pemberdayaan Perempuan Sunan Demak Pemalang sejak tahun 2000. Aktifitas yayasan ini berawal dari kegiatan istighotsah rutin Ahad legi sejak tahun 2000 yang baru diaktekan pada bulan Agustus 2003, diasuh oleh Bapak Prof DR. KH. Sjechul  Hadi Permono, SH. MA dengan mayoritas kaum perempuan. Kemudian karena mayoritas jama’ah istighotsah berasal dari masyarakat awam dan lemah ekonomi yang diantaranya para janda, orang tua jompo, dan pra sejahtera, maka kegiatan tersebut selalu disertai dengan pemberian santunan untuk mereka dan beasiswa untuk anak-anaknya. Dari tahun ke tahun jama’ah semakin meningkat, demikian juga yang mendaftarkan untuk mendapatkan santunan dan beasiswa untuk anak-anaknya dari orang yang tidak mampu semakin bertambah.
Melihat banyaknya anak yatim terlantar, orang tua jompo, dan janda fakir dari penerima santunan dan beasiswa maka difungsikanlah rumah milik keluarga pengasuh sebagai tempat pengajian,Taman Pendidikan Al Qur’an, dan secretariat. Yayasan ini telah melakukan berbagai aktifitas social kemasyarakatan baik dalam hal pendidikan, kesehatan maupun aktifitas social lainnya.
Prof. DR Sjechul hadi Permono adalah sosok politisi, seorang akademik, sekaligus Mursyid thariqat Naqsabandiyah yang berbudi luhur, beliau akan lebih menghormati kepada orang yang menghormatinya, dan akan lebih keras kepada orang yang menentangnya.
Prinsip hidupnya adalah Qur’an, Koran dan Doran. Waktu harus diisii dengan hal yang bermanfaat. Jangan tidur jika tidak mengantuk, dan jika terjaga gunakan waktu  untuk “beribadah”, belajar /membaca/menulis dan bekerja.
Riwayat pendidikannya adalah sebagai berikut:
1.      SR & MI Demak Jateng, lulus 1953.
2.      MI 6 tahun Kajen Pati Jateng, lulus tahun 1956.
3.      MTs Salafiyah  Kajen Pati Jateng, 3 tahun lulus tahun 1959.
4.      Muallimin 6 tahun Rejoso Jombang Jatim, 1961
5.      Doktoral Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 1966
6.      Fakultas Hukum UNDAR Jombang, 1982
7.      Magister PPS IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1985
8.      Doktor PPS IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1989
Pondok Pesantren Yang Pernah Menjadi Tempat Belajarnya, antara lain :
1.      Pondok Pesantren al-Fatah Jawa Tengah
2.      Pondok Pesantren Kali Wungu, Semarang Jawa Tengah
3.      Pondok Pesantren Salafiyah Tamrinul Huda, Kajen, Pati Jawa tengah
4.      Pondok Pesantren KH. Hafidz, Rembang, Jawa Tengah
5.      Pondok Pesantren Al-Hidayah, Lasem, Jawa Tengah, dibawah Pengasuh KH. Ma’sum, ayahanda KH. Ali Ma’sum (alm) Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta.
6.      Pondok Pesantren al-Islah, Lasem Jawa Tengah. Pondoknya KH. Sjech Masduki, salah seorang ulama ahli di bidang Ilmu Ushul Fiqh
7.      Pondok Pesantren KH. Baidlowi, Lasem, Jawa Tengah.
8.      Pondok Pesantren Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Yang pada waktu itu diasuh oleh KH. Zubair, KH. Imam dan KH. Ahmad
Pengalaman Organisasi Beliau:
1.      Ketua Pelajar Islam Indonesia
2.      Ketua Ikatan Putra Putri Nahdlatul Ulama
3.      Ketua GP Anshar Cabang Surabaya
4.      Pengurus PMII Konsulat IAIN Sunan Ampel & Cabang Surabaya
5.      Jam’iyah Qurra’ Wal Huffadz (Pendiri, sekarang anggota Muhtasyar PP JQH)
6.      Syuriyah PW NU Jawa Timur
7.      Ketua Bidang Pembina Umat ICMI Orwil Jatim
8.      Pengurus PP Rabitah Ma’ahid Islamiyah
9.      Penasehat/Dewan Pertimbangan NGO WALSAMA
10.  Pengasuh PP Darul Hikmah Surabaya
11.  Dewan Pertimbangan BAZNAS
12.  Ketua Komisi Fatwa MUI Jatim
13.  Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syari’ah
14.  Pengurus Ikatan  Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI)
15.  Pendiri & Pengasuh yayasan Jam’iayah Istighotsah Kubro Pemberdayaan Perempuan Sunan Demak
16.  Direktur Lembaga Kajian Islam Hanif (el-JIHAN)
      Perjalan Karier :
1.      Guru madrasah Muallimat TPP NU (sekarang TPP Khadijah) Surabaya, 1962-1967
2.      Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 1967 sampai sekarang
3.      Dosen Fakultas Syari’ah Sunan Ampel Cabang Lumajang Jatim, 1972-1977
4.      Dekan Fakultas Usuludin UNDAR Jombang, 1977-1979
5.      Dosen Luar Biasa di IAI Ibrahimy Situbondo, IAI Nurul Jadid Probolinggo, IKAHA Tebuireng Jombang, STIT Qamaruddin Gresik, 1986 sampai wafat
6.      Anggota FKP PDR/MPR RI, 1993-1999
7.      Dosen PPS IAIN Sunan Ampel Surabaya, 1994 sampai wafat
8.      Direktur PPS IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2001-2005
9.      Dosen PPS di UNISMA Malang dan UNDAR Jombang, 1999 sampai wafat
10.  Dosen PPS di IKAHA Tebuireng Jombang dan PPS STIT Qamaruddin Gresik, 2002 sampai wafat
11.  Dosen INKAFA Suci Gresik, 2004 sampai wafat
12.  STIT Pemalang, 2005 sampai wafat
13.  Guru besar STIT Pemalang 2009 sampai wafat
14.  Guru Besar pascasarjana S3 Minat Studi Ekonomi Islam Universitas Airlangga, Mataram, makassar, UNISULA Semarang 2006 sampai wafat.
      Bidang Studi Yang Diasuh :
1.      Program Sarjana Strata 1 : Ushul al-Fiqh, Fiqh al-Mu’amalah, Pemikiran Pengembangan Zakat, Perbankan Syari’ah, Fiqih Kontemporer (Masailul Fiqhiyah), Fiqih al-Siyasah, Hukum Perbankan Nasional, dan Sistem Ekonomi Indonesia,
2.      Program magister Strata 2 : Ushul al-Fiqh, Fiqih, makro Ekonomi Islam, Mikro Ekonomi Islam, Filsafat Hukum Islam tentang Transaksi, dan Prinsip-prinsip Ekonomi Islam.
3.      Program Doktor Strata 3 : Filsafat Hukum Islam, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, Ushul Fiqh, Fiqh Ekonomi, dan Filsafat Hukum Islam tentang Transaksi
      Karya Ilmiahnya :
1.      Sumber-Sumber Penggalian Zakat
2.      Pendayagunaan Zakat dalam Rangka Pembangunan Nasional
3.      Pemerintah Republik Indonesia Sebagai Pengelola Zakat
4.      Dinamisasi Hukum Islam dalam Menjawab Tantangan di Era Globalisasi
5.      Rekayasa Genetika dan Hak Paten
6.      Bayi Tabung
7.      Euthanasia
8.      Islam dalam Lintas Sejarah Perpolitikan (Teori dan Praktek)
9.      Formula Zakat Menuju Kesejahteraan Sosial
10.  Ushul Fiqih
11.  Prinsip-prinsip Ekonomi Islam
12.  Kedudukan Thariqat dalam Struktur Syariat Islam
13.  Sejarah Perkembangan Pemikiran Ilmu Kalam (SPPI)
           Kebiasaan sehari-harinya adalah beliau tidak pernah meninggalkan sholat malam dan sholat dhuha selain sholat yang lima waktu dan sholat rawatib. Setiap kali akan melakukan perjalanan beliau sempatkan dulu melakukan sholat safar dua rokaat. Dan ketika dalam perjalanan beliau sering mengucapkan “ya Muhaiminu ya salam sallimna wal muslimin.”
Kebiasan lain yang biasa dilakukan adalah mengajak sholat berjama’ah dan makan berjama’ah. Selain itu beliau menyempatkan olahraga setengah jam setiap harinya, dengan jalan pagi atau senam di rumah dengan mengiringinya bacaan “ya Allah ya Syafi ya qawi ya matin”
            Aurad yang biasa beliau amalkan dan dijadikan sebagai dzikir dawam antara lain :
1.      Membaca sholawat sebanyak 99 kali seusai shalat lima waktu
2.      Membaca asmaul Husna seusai sholat lima waktu
3.      Melakukan Wirid Thariqat setiap hari
4.      Membaca dalailul Khairat setiap hari
5.      Membaca atau mendengarkan Al-Qur’an setiap hari
6.      Mengadakan dan memimpin Istighotsah Bersama setiap malam minggu legi
Hal lain yang berhubungan dengan perilaku dan sikap keseharian beliau yang menghiasi akhlak mulia beliau adalah :
1.      Sangat penyayang terhadap sesama mahluk hidup sampai kepada binatang dan tumbuhan.
2.      Berbudi sangat halus, lembut, dan ‘alim
3.      Pemberani dan tegas tidak mudah goyah dalam perjuangan menegakkan syariat Islam (Zakat)
4.      Berusaha melakukan kebutuhan dengan tangan sendiri.
5.      Mahabbah dengan Rasulullah
6.      Pencinta buku, suka menulis karya  dan membaca al-Qur’an
Demikian gambaran sekilas al-‘allamah Prof. DR. KH. Sjechul Hadii Permono, SH.MA. dalam ‘ubudiyah, keilmuan dan ‘amaliyah kesehariannya. Beliau dipanggil ke Rahmatullah pada hari Ahad, tanggal 24 Oktober 2010 dan dikebumikan di Demak di kampung halamannya.  Semoga menjadi ‘ibrah untuk meningkatkan nilai spiritualitas dan keilmuan dalam mejalankan tugas dakwah sebagai hamba yang beriman.

di ambil dari http://missfariyati.blogspot.com/2010/11/selayang-pandang-prof-sjechul-hadi-p.html

MENGENANG GURU TERCINTA, SHOHIBUL IJAZAH DALAA ILUL KHAIRAAT : PROF.DR.KH.SYAICHUL HADI PERMONO, SH,MA

0 komentar


IN MEMORIUM
PROF.DR.KH.SYAICHUL HADI PERMONO, SH,MA
Oleh : Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

Kemarin, Senin, 25 Oktober 2010 adalah hari berkabung bagi seluruh civitas akademika IAIN Sunan Ampel, sebab pada hari itu, Guru besar IAIN Sunan Ampel, Prof. Dr. KH. Syaichul Hadi Permono, SH, MA meninggalkan kita semua dan kembali ke hadirat Illahi Rabbi. Beliau meninggal di Jakarta dalam satu tugas di Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT).
Makanya, saya kemarin bersama  Prof. Abd. A’la dan A.Rafiq, Humas IAIN Sunan Ampel berta’ziyah ke Demak, Jawa Tengah sebagai bagian dari tanggungjawab Institusi kepada warganya yang sangat terhormat. Akan tetapi,  karena agak macet di dalam perjalanan Surabaya Demak, maka saya agak terlambat datang di acara pemakaman. Meskipun demikian, saya sempat menghadiri pemakaman beliau. Saya datang di pemakaman saat talqin dan kemudian tahlilan di kumandangkan. Akhirnya saya juga diberi kesempatan untuk sedikit berbicara pada acara pemakaman tersebut. Beliau dimakamkan di tanah kelahirannya, di desanya, berdekatan dengan masjid dan makam keluarganya.
Sesuai dengan wasiatnya, Beliau memang ingin dimakamkan di desanya dan berdampingan dengan keluarga besarnya. Di makam itu juga dikubur almarhum Bapak dan Ibunya. Tempat terakhir yang dijadikan sebagai rumahnya adalah di desa di mana beliau dilahirkannya. Yaitu Desa Tlogorejo, Wonosalam, Demak, Jawa Tengah. 
Beliau lahir di Demak 08 Januari 1941. Prof. Dr. KH. Syaichul Hadi Permono, SH., MA. adalah Guru Besar dalam Hukum Islam pada Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Pernah menjadi anggota DPR/MPR selama dua periode, yaitu periode 1992-1997 dan 1997-1999. Disamping itu, beliau juga sebagai pengasuh dan pemangku Pondok Pesantren “Darul Hikmah” Kebonsari Jambangan Surabaya. Sejak kecil beliau banyak mengahbiskan masa pendidikannya di pondok-pondok pesantren Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Meskipun lahir di Jawa Tengah, namun kehidupannya memang dihabiskan di tanah rantauan. Beliau justru hidup di Surabaya dan lama juga di Jakarta. Semenjak kecil, Syaikhul Hadi Permono memang menjadi santri kelana. Dijelajahinya berbagai pesantren di Jawa Timur dan juga Jawa Tengah. Sebagai akibat menjadi santri semenjak kecil, maka penguasaan terhadap kitab kuning sebagai rujukan utama di kalangan para ulama menjadi sangat baik dikuasainya. Tidak mengherankan jika kemudian beliau menjadi rujukan dalam berbagai perdebatan tentang masalah hukum Islam. Beliau menjadi rujukan di dalam berbagai bahtsul masail yang digelar oleh ulama-ulama NU.
Prof. Syaikhul Hadi Permono adalah guru besar yang memiliki banyak talenta. Selain menguasai sumber-sumber utama rujukan hukum Islam, beliau juga seorang aktivis partai politik kala Beliau menjadi anggota DPR selama dua periode. Selama menjadi anggota DPR, maka sudah sebanyak 68 negara yang dikunjunginya untuk memperdalam berbagai persoalan yang terkait dengan tugasnya. Hal itu beliau ungkapkan dalam salah satu ujian disertasi, seminggu sebelum Beliau meninggal. Beliau menyatakan: “meskipun saya melakukan banyak kunjungan kerja, namun saya tetap menjalankan ajaran agama sesuai dengan keyakinan dan paham saya tentang agama. Tidak pernah saya melanggar perintah agama.”
Prof. Syaikhul Hadi adalah sosok guru besar yang sangat lengkap. Selain menguasai bidang keilmuan yang menjadi tanggungjawab akademisnya, beliau juga seorang aktivis politik yang mumpuni. Terbukti beliau bisa menjadi anggota DPR selama dua periode berturut-turut. Andaikan beliau tidak memiliki kemampuan politik yang memadai tentu akan sulit bertahan di Gedung DPR dalam dua periode, apalagi itu terjadi di era pemerintahan Orde Baru. Beliau mesti memiliki kemampuan human relation yang yang sangat memadai.
Bagi yang ditinggalkan, khususnya para pimpinan dan dosen IAIN Sunan Ampel bahkan juga masyarakat umumnya, maka ada tiga hal yang dapat dijadikan sebagai contoh. Pertama, adalah komitmennya tentang dunia akademik. Bisa dibayangkan bahwa beliau tetap mengajar pada hari jum’at yang lalu dan juga menguji disertasi beberapa saat yang lalu. Beliau memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam proses pembelajaran. Tidak hanya di IAIN Sunan Ampel tetapi juga di Universitas Airlangga dan juga PTU dan PTS atau PTAIS lainnya. Maklumlah beliau memiliki keahlian khusus yang jarang dimiliki oleh lainnya, yaitu ilmu ekonomi syariah. Sebagai disiplin yang baru berkembang, maka beliaulah yang memandeganinya. Maka tidak salah jika seluruh disertasi yang terkait dengan ekonomi syariah, maka pasti beliaulah yang membimbingnya.
Kedua, komitmen institusional. Beliau adalah orang yang memiliki komitmen yang sangat tinggi di dalam pengembangan dunia institusi pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. Beliau meninggal di saat melaksanakan tugas kenegaraan menjadi asesor untuk mengukur kualitas pendidikan tinggi.  Pada hari Jum’at yang lalu, setelah selesai mengajar di program PPs IAIN Sunan Ampel, maka beliau terus ke Jakarta untuk melakukan meeting di BANPT. Maka ketika jam pertemuan, kemudian beliau tidak datang, maka lalu dilakukan pengecekan ke kamarnya, ternyata Beliau sudah meninggal dalam keadaan shalat. Komitmen seperti ini rasanya jarang ditemui pada lainnya.
Ketiga, komitmen terhadap pengembangan masyarakat. Beliau dirikan pesantren di rumahnya di Kebonsari Surabaya. Di situlah beliau mengajarkan Islam kepada masyarakat. Beliau mengajar mengaji dan memberi ceramah rutin. Di situlah beliau menjadi imam dan mursyid tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Di sana pula beliau memberikan penyuluhan dan penerangan kepada masyarakat tentang Islam yang diyakini dan diamalkannya.
Maka menurut saya, tidak salah jika kita menjadikannya sebagai sosok teladan di dalam kehidupan ini. Dunia akademis dan masyarakat akademis akan sangat kehilangan dengan kepergian beliau. Masyarakat umum juga akan kehilangan beliau karena kehilangan pembimbing agama yang sangat mumpuni.
Tetapi semua memang ada takdirnya. Inna lilllahi wa inna ilaihi raji’un. Sesungguhnya semua adalah milik Tuhan dan semua akan kembali kepadanya. Selamat jalan Prof. Engkau adalah gurunya orang-orang IAIN Sunan Ampel dan bahkan juga guru kita semua.
Wallahu a’lam bi al shawab. 
 Sumber  : Wordpress
 

Ka'bah Night | powered by Blogger | created from Minima retouched by ics - id